PELABUHAN RINDU



 










Jembatan beton. Kendaraan lalu lalang. Sungai Batumandi gemericik riang. Di dalam masjid, syeikh Nimr bersimpuh sujud waktu Dluha. Dokter Mamduh menengadahkan tangan, mungkin doa safar, sebentar lagi ia pamit dari Balangan, untuk kembali ke bumi Musa as. 

Di emperan masjid Jami. Aku mencoba menerka makna cinta. Nihil. Susah untuk menebaknya. Kata orang, itulah cinta, suatu rasa yang tak bisa dibahasakan dengan kata. Tapi sebenarnya, cinta itu punya makna. Hanya saja, aku yang tak punya cinta!
 

Lalu aku mencoba untuk memaknai rindu. Rindu adalah rumput kering yang menunggu hujan. Rindu adalah bunga yang menanti kumbang. Rindu adalah nyanyian luka burung camar di tepian pantai. Rindu adalah keindahan, yang dibalut dengan pedihnya perpisahan. Rindu adalah beban yang harus dipikul seorang insan yang menanti harapan. Rindu itu berat, harus dilabuhkan. Hanya saja, ribuan malam telah kulewati. Ribuan siang telah kutempuh. Dan rinduku, tak tahu hendak kemana berlabuh!

Batumandi, 220113
-- sedang perjalanan ke Banjarmasin, memikul 120 kg rindu di pundakku --

Comments

Popular Posts