TAKDINYANANYANA












Tak disangka, saya kira, Amir saya dan temannya, yang kami pernah gerak bareng di Bijapur 5 tahun yang lalu, termasuk diantara jutaan orang yang 'sekali jumpa' kemudian hilang begitu saja.
Pagi itu, saat saya sedang mengerutkan dahi untuk menyelami mutiara bayannya Maulana Ahmad Lat yang berbahasa urdu, guru kehidupan kami, tiba2 seseorang dengan pakaian kurta coklat yang rapi menyapa saya dengan basa arab, "masih ingat saya ustad?".
Saya cermati wajahnya, "Oo ya, yang kemarin jumpa di jalan itu ya?" ini jawaban diplomatis andalanku jika jumpa orang yang mengenaliku, tapi saya tak merasa kenal. "Bukan, dulu kita pernah sama2 gerak di Bijapur" jawabnya. Subhanalah, baru memori 5 tahun yang lalu terasa merayap kembali.
Ya, saya masih ingat pemuda itu, dulu penampilannya masih culun, belum menikah, sedikit kurus, dan sering katakan kepadaku dianya ingin sekali belajar bahasa arab, dan sekarang semuanya tentang dia berubah. Badan nya lebih segar, penampilan tak lagi culun, sudah punya 2 anak lagi, lancar berbahasa arab.
Lalu saya tanya, darimana bisa berbahasa arab. Ia jawab bahwa, ia baru saja balik dari gerak di Sudan 5 bulan. Allahu akbar!
Lalu saya tanya, tentang tuan Abdullah, Amir kami dari Gujarat, pegawai Telkom itu. Ia jawab, "sedang gerak masturat 2 bulan bersama istrinya di Australia.
Hebat kuasa-Mu ya Allah! semuanya telah berubah! Tinggal aku, masih seperti dulu, masih kurus, masih disini, masih sendiri, hanya saja, saya memang tidak culun sejak dulu (ini menurut saya). Dan masih senantiasa berdoa, Rabbi.. inni lima anzalta ilayya min khairin faqiir.
***
Akhirnya,
Selamat tinggal Delhi.
Warnamu akan selalu lekat di poriku.
Aromamu, akan selalu memenuhi sudut2 ruang hidupku.
Phir, do bara milengge.
Karte karte marna he.
Marte marte karna he.
argodwipangga, 16082012


Comments

Popular Posts