Kawan, aku tidak kemana2. Hanya Al-Quran, dan sedikit berjalan-jalan menyusuri Jazirah Arab, atau Syibh (mirip) Jazirah Arab bagi yang tak setuju dengan sebutan pertama, bersama Dr, Ahmad Syalabi melalui Ensklopedi Sejarah Islam nya. Banyak hal didapat dari situ, baik pengetahuan mengenai kondisi geografi, politik, sosial, maupun budaya Jazirah Arab pra Islam, atau pra milad Nabi SAW lebih tepatnya. Sangat menarik ketika masuk ke pembahasan kabilah Sha'alik (gelandangan) yang dipimpin Urwah bin Al-Ward (Abush Sha'alik). Kabilah ini terdiri dari orang2 yang diusir dari kabilah lain karena memberontak, juga anak2 budak yang berkulit hitam, dan sampah2 masyarakat. Tak seperti kabilah2 lain, yang biasanya terkumpul karena adanya aliran darah yang sama (keturunan). Dalam konsep ekonomi, kabilah Sha'alik hanya mengenal istilah Al-Maal Maalullah (semuanya hanya milik-Nya), sehingga tak ada beda antara kaya dan miskin, bahkan antara kepala kabilah dan rakyatnya. Tak ada orang yang menderita disitu, selain orang kaya yang bakhil, sebab sudah menjadi hak kepala kabilahnya untuk merampas, lalu membagikan hartanya pada seluruh anggota. Mungkin karena sudah merasa senasib sepenanggungan, sama2 pemberontak, sama2 sampah masyarakat, lalu jiwa egalitariannya akan sesama muncul. Agak ada miripnya dalam beberapa sisi dengan komunitas Punk yang ada di Indo dan di lain tempat, katanya mereka juga nggelandang, dan punya konsep egality, katanya sih. Masih teramat panjang cerita tentang kabilah ini, apalagi kabilah lain secara keseluruhan. Lalu tentang kabilah Jurhum yang hijrah karena bendungan Ma'rib jebol, lalu Dzu Nuwas dan Ashabul Ukhdud, lalu Abrahah dan kuil tandingannya (Al-Qillish) atas Ka'bah. Lain kali saja...
-----
Empat belas lagi mulai sekarang, dan dua puluh enam. Setelah itu (semoga) tak ada!

Comments

Popular Posts