Allahumma ghfir lahu

Kepergian itu tak pernah direncanakan sebelumnya. Sebab, sebagaimana aku, kamu dan banyak dari mereka selalu berpikir, hidup untuk hidup. Rutinitas dan kesibukan masing-masing tak menyisakan ruang untuk berpikir, hidup untuk mati. Atau memang tak mau disisakan. Sebab hidup untuk hidup itu tertawa, sedang hidup untuk mati itu berduka. Dan orang tentu lebih senang tertawa dibanding berduka.

Namun, hari ini (17 Juli 2006), kami dan kawan-kawan dipaksa untuk berduka, berhenti dari tawa. Ada yang 'pergi' tanpa meminta.

Teruntuk sahabatku,
ABQORI..
Allahumma ghfir lahu wa rhamhu
Wa 'afihi wa 'fu 'anhu
Wa akrim nuzulahu wa wassi' madkhalahu
Wa ghsilhu bil maai wa tsalji wal barad
Wa naqqihi minal khatayaa
Kama yunaqqa tsaubul abyadhu min addanas

"Tapi kau memang pintar kawanku! Kau tidak salah start untuk 'pergi'. Sebab sabda penuntunku SAW : Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia 'fi sabilillah' sampai pulang kembali. Kau syahid, kawanku. Bahkan tanah peresapanmu kini tanah para Nabi", batinku dalam hati.

Cairo, 17 Juli 2006
(dimakamkan di pemakaman Duwaiqah Cairo, atas persetujuan orangtuanya yang sudah mengikhlaskan)

Comments

Popular Posts