Pemburu Langit


Ingatkah kau ketika kita bersua di persimpangan angan
Kusapa kau pelan: " Hei, jangan naik ke tebing curam,
batuannya licin, kerikilnya tajam ! "
Sambil menggenggam bara
kau hanya menggumam: " Langit.... Langit ... "

Hari selanjutnya,
Kulihat kau melayang-layang di awan terambing ombang
hanya berpegang mega kelam
Kembali aku ingatkan: " Hoi, jangan bergelantungan di awan,
tubuhmu lemah sedang badai beranjak datang ! "
Namun seperti sedia kala
kau masih menggenggam bara
dan menggumam: " Langit... Langit... "

Suatu kala, masih di persimpangan angan
Kulihat dirimu rebah berbalut darah tak berdaya
bukan di awan, kini di tanah bumi pangkuan
Kau kembali kusapa: " Hei, sadarlah dan kembalilah ke asalmu,
engkau tanah dan tempatmu kembali tanah ! "

Namun seperti biasa kau masih menggenggam bara
dan menggumam: " Langit... Langit.. "
dan kau lanjutkan ...
" Aku bukan manusia ! "

Kota Kemenangan, 20 Maret 2005

Comments

Fathoni said…
hem.. apa dan siapa makhluq Allah itu?
Ordinary said…
pak cik... kapan nih nak ajari saye tulis macam niy... :D

Popular Posts